Inflasi di tingkat konsumen

Harga beberapa komoditas di tingkat customer butuh diwaspadai di bln. Mei th. ini. Sebab, di tingkat grosir harga nya telah naik atawa inflasi. Terlebih Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum non migas April 2018, yakni inflasi 0, 12%.

Berdasar pada data Tubuh Pusat Statistik (BPS), dengan perubahan inflasi grosir sebesar 0, 12% di April, jadi inflasi grosir th. kalendernya meraih 1, 63%. Sesaat inflasi grosir tahunan April 2018 meraih 2, 6% year on year (YoY).

Deputi Bagian Distribusi serta Layanan BPS Yunita Rusanti menyampaikan, inflasi grosir itu terlebih dikarenakan oleh inflasi pada bidang pertambangan serta penggalian sebesar 2, 09%. " Ini dikarenakan oleh naiknya harga batubara lebih kurang 2, 6% di tingkat grosirnya, " kata Yunita, Rabu (2/5).

Tak cuma bidang ini, BPS juga mencatat beberapa bidang yang lain alami inflasi, yakni bidang industri sebesar 0, 05%, group barang import non migas 0, 16% serta group barang export non migas 0, 12%.

Secara terinci, lebih dari satu komoditas yang alami kenaikan harga pada April 2018, diantaranya bawang merah, kol, tepung tapioka, rokok kretek, benda dari besi serta baja import, dan bijih kerak serta abu logam export.

BPS juga mencatat, IHPB bahan bangunan atau konstruksi yang terbagi dalam lima style bangunan pada April 2018 pada umumnya alami kenaikan sebesar 0, 25%. Kenaikan teratas, berlangsung pada group bangunan serta instalasi listrik, gas, air minum, juga group komunikasi.

Mengenai group bahan bangunan yang alami kenaikan harga di April 2018 diantaranya pipa serta aksesorinya, besi beton, bak serta tangki, kawat serta semacamnya, dan tanah uruk.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyampaikan, inflasi yang berlangsung pada komoditas batubara di tingkat grosir, juga akan tercermin juga pada kenaikan harga di tingkat customer di bln. Mei ini. Transmisinya, diantaranya ke barang mengkonsumsi seperti minuman dan makanan olahan, baju jadi, sampai peralatan rumah tangga yang sifatnya tahan lama.

" Karna inflasinya berlangsung di komoditas daya seperti batubara, sedang batubara diperlukan utk bahn bakar industri pemrosesan jadi cost produksi juga akan naik, " kata Bhima.

Sesaat inflasi pada IHBP konstruksi lanjut Bhima, akan bertransmisi ke bermacam barang di tingkat customer. Umpamanya, kenaikan harga tempat tinggal tempat tinggal serta perkantoran. " Ada pula yang mempunyai pengaruh ke harga bahan bangunan ritel, " imbuhnya.

Maka dari itu, tidak hanya group bahan pangan, group makanan jadi, baju, sampai sandang di kuatirkan juga akan jadi penyebab inflasi Mei th. ini. Terlebih, Mei bertepatan dengan awal ramadan.

" Yang pasti, bila minuman dan makanan olahan dan bahan pangan memanglah dengan cara seasonal juga akan alami desakan inflasi, " kata Bhima.

Meski demikian, Bhima memprediksi, inflasi Mei juga akan meraih 0, 6%.