Kampung Halaman Dr Mahathir Mohamad

BANGUNAN itu ada di Lorong Kilang Ais, Mendekati Pegawai, Seberang Perak, Alor Setar, Kedag Darul Aman, Malaysia Bentuknya tempat tinggal panggung dengan motif dinding dari kayu. Ada tiga tempat tinggal yang tipenya begitu. Semua ada di ruang yang dikelilingi pagar kayu.

Tempat tinggal yang diputuskan pemerintah jadi museum negara pada 1990 itu dikelilingi kompleks pertokoan. Tak ada sekali lagi tempat tinggal masyarakat. Semua telah beralih jadi area niaga di Alor Setar.

Maklum, tempat tinggal kelahiran Mahathir pas ada ditengah kota. Sekitar 100 mtr. di samping utara tempat tinggal itu yaitu pusat kota Alor Setar. Berdekatan dengan Masjid Zahir dengan kata lain masjid agung Alor Setar.

Diluar itu, kompleks museum itu berdampingan dengan area Minggu Cina serta Minggu Melayu. Yakni, area kompleks pecinan di Malaysia. Jaraknya cukup dekat.

Jalan kaki tidaklah sampai 5 menit. Cuma dipisahkan Sungai Kedah yang lebarnya tidak lebih dari 50 mtr.. Beritanya, sungai itu dahulu jadi jalur perdagangan dengan memanfaatkan kapal.

''Daerah ini jadi pusat kegiatan orang-orang Kedah, '' terang Luthfiansyah Hidayatullah, warga setempat yang mengikuti Jawa Pos selagi berkunjung ke tempat tinggal itu, Sabtu (5/5).

Museum itu juga pula dekat dengan Bandara Sultan Abdul Halim, Alor Setar. Perjalanan dengan memanfaatkan kendaraan pribadi makan saat kira-kira 20 menit. Sayang, belumlah ada angkutan umum yang melalui area itu. ''Untuk meraih tempat tinggal itu, mesti memanfaatkan taksi atau kendaraan pribadi, '' tambah Luthfi.

Pintu masuk tempat tinggal kelahiran Mahathir ada di bagian barat serta timur. Yang pribadi yaitu bagian timur. Ada dua pagar bermotif kayu di pintu itu. Di sisi dalam pagar ada pos penjagaan memiliki ukuran 2 x 3 mtr.. Serupa dengan pos sekuriti di perumahan di Indonesia. 

Sejak Agustus, pemerintah setempat merawat tempat tinggal itu. Karenanya, tak ada pengunjung yang masuk ke tempat tinggal itu. ''Yang ada cuma pekerja bangunan, '' kata Rahmat Saleh, seseorang tukang kebun di situ.

Memanglah, selagi Jawa Pos masuk ke pekarangan ruang museum Tempat tinggal Kelahiran Dr Mahathir, tak ada pengunjung sekalipun. Area yang luasnya nyaris menyamakan 3 kali lapangan tenis itu sepi. Cuma ada 10 orang yang riwa-riwi di lingkungan itu.

Museum Tempat tinggal Kelahiran Dr Mahathir cukup bersih. Di depan pintu masuk ada satu tempat tinggal panggung. Dinding kayunya berwarna cokelat. Bau cat masih tetap menyengat. Terkecuali tempat tinggal, ada tiga wakaf atau pendapa ditempat itu. ''Pendapa itu umum dipakai pengunjung untuk beristirahat, '' ujarnya.

Jalan di kira-kira ruang museum bagus juga. Beberapa besar telah di-paving block. Cukup bersih. Tidak tampak sampah. Rahmat menjelaskan, petugas senantiasa berkeliling-keliling untuk menegaskan lingkungan itu bersih.

Bangunan paling dekat dengan pintu gerbang tidaklah tempat tinggal inti. Luthfi yang kerapkali berkunjung ke museum itu bercerita, tempat tinggal kelahiran Mahathir ada di belakang. ''Rumah ini cuma ruangan pameran, '' ujarnya.

Untuk masuk ke tempat tinggal itu, mesti melalui tangga. Sebab, itu memanglah tempat tinggal panggung. Tingginya tidak lebih dari 2 mtr..

Lantai teras tempat tinggal juga terbuat dari kayu. Warnanya juga cokelat hingga menampakkan kesan alami. Di pintu masuk tempat tinggal ada tulisan ''Sila tanggalkan kasut''. Artinya, silahkan melepas sandal. ''Semua pengunjung harus menaati peraturan itu, '' tegas Luthfi.

Sayang, tempat tinggal tetap dalam step perawatan. Rahmat, penjaga museum, segera mengingatkan Jawa Pos selagi akan mengambil langkah masuk ke tempat tinggal itu.

Demikian halnya selagi Jawa Pos akan ambil gambar didalam ruang tempat tinggal kelahiran Mahathir. Petugas itu melarang. Dia mempersilakan ambil gambar dari luar. ''Area ini ditutup. Anda bisa masuk untuk menyaksikan, bukanlah ambil photo, '' ucap Rahmat yang penjaga museum.

Turun dari bangunan itu, Luthfi tunjukkan tempat tinggal masa kecil Mahathir. Tempatnya di belakang bangunan yang berdekatan dengan pintu masuk. Ukurannya lebih kecil andaikata dibanding dengan bangunan terlebih dulu.

Tempat tinggal itu juga masih tetap ditutup. Tipenya sama persis dengan bangunan terlebih dulu. Ada tiga pekerja yang tengah mengecat jendela. Mereka mengakui telah lebih dari 6 bln. ada ditempat itu.

Targetnya, seluruhnya sisi dicat. Mulai tempat tinggal, pendapa, serta tempat salat. Awalannya, perawatan dijadwalkan usai pada April 2018. Tetapi, banyak titik yang memerlukan perawatan lebih. Karenanya, perawatan itu molor dari jadwal yang telah diputuskan.

Luthfi mengatakan tempat tinggal tersebut yang asli. Di dalamnya masih tetap ada perlengkapan rumah tangga. Ada photo masa kecil Mahathir serta keluarga. Dia lupa jumlah kamar didalam tempat tinggal itu. ''Seingat saya ada tiga kamar, '' ucapnya.

Yang terang, kata Luthfi, tempat tinggal itu di-setting seperti pada saat kecil Mahathir. Barang didalam ada yang asli, ada juga yang tiruan.

Tempat tinggal kelahiran itu didedikasikan jadi museum untuk mengenang kembali masa kecil Mahathir. Ditempat itu, dia di besarkan sampai menikah. Sesudah itu, Mahathir geser ke area Titi Gajah. ''Tapi, dia masih tetap kerapkali kesini, '' papar Luthfi.

Pemerintah setempat mengupayakan memperkenalkan tujuan itu ke orang-orang. Satu diantaranya mengajak sekolah-sekolah untuk berkunjung ke lokasi itu. Kini, tempat tinggal itu mulai banyak dikunjungi orang asing. Terutama mereka yang menginginkan mengenang kembali masa kejayaan Mahathir.

Harnida Binti Ali, salah seseorang akademisi di Kampus Utara Malaysia, mengungkap, beberapa orang yang menginginkan memahami jejak Mahathir. Museum tempat tinggal kelahiran yang ada di Alor Setar itu adalah satu pada demikian banyak jejak bekas perdana menteri itu. " Tempat tinggal itu juga jadi tempat untuk belajar mengenai masa kecil Mahathir, " ucapnya.

Tiap-tiap Sabtu, beberapa orang yang berkunjung ke tempat tinggal itu. Mereka pelajar dari beragam negara sisi. Harnida menjelaskan, pengunjung juga akan segera tahu bagaimana masa kecil orang yang sempat memimpin Malaysia. " Mereka ketahui latar belakang keluarga, rutinitas di masa kecil, sampai dewasa, " tuturnya.

Pengalaman itu dapat memberikan inspirasi pengunjung supaya terus semangat. Mereka tahu kalau Mahathir kecil dapat meno­rehkan histori dengan beragam program yang membawa Malaysia di kenal dunia.

Tetapi, dalam kejadian Pilihan Raya Umum (PRU) dengan kata lain pemilu ke-14, tidak kegiatan kepartaian yang mencolok di situ. Walau Mahathir dilahirkan ditempat itu, tidak terlihat satu juga gambar dia. Begitu halnya bendera politik. Sebab, tempat tinggal itu waktu ini jadi cagar budaya. ''Tidak bisa jadi alat untuk politik, '' kata Rahmat.