Ide Semen Berbahan Limbah

Siapa menganggap nyatanya beton sanggup di buat dari limbah pembakaran batu bara. Kreativitas pemrosesan ini dipunyai tiga mahasiswa ITN yaitu Jandsem Madi, Raynhard Ghunu serta Bagus Dwi Wibowo. Karya ini berbuah prestasi tingkat nasional. Pada lomba kuat tekan beton (LKTB) di Universitas Petra Surabaya, (4-6/05) lantas, tim ITN mencapai juara tiga tingkat Nasional.

Terlebih dulu, tim yang diarahkan Moh Erfan ST MT ini meniti sesi penyisihan pada 7 Maret lantas dengan melawan 50 tim yang lain semua Indonesia menuju 10 besar. Pada sesi final yang berjalan tiga hari itu, kreasi inovasi beton dari limbah pembakaran batu bara yang acapkali di kenal menjadi fly ash punya ITN sukses juara ke-3, sesudah Universitas Sultan Agung serta Universitas Petra. Tidak cuma membawa pulang piala, ITN juga dipilih menjadi Best University pada persaingan itu.

“Tim kami sukses buat kombinasi beton dengan fly ash yang sudah ditest kebolehannya. Kami juga membawa dua benda uji berupa silinder dengan ukuran 15x30cm, ” tutur Jandsem Madi pada Malang Post, tempo hari.

Ke-3 mahasiswa jurusan tehnik sipil ini berupaya keras buat komposisi pas untuk membuat beton yang kuat. Beton yang kuat sendiri dinilai menurut kuat tekan betonnya, cost pembuatan, serta pemanfaatan semen.

“Kami dituntut kurangi pemanfaatan semen. Jika umumnya, untuk satu kubik beton semen yang dimanfaatkan 400 kg. Jadi sekarang ini panitia mempersiapkan bahan semen cuma 200 kg saja, ” ungkap mahasiswa asal NTT ini.

Sesuai sama topik persaingan smart green and optima your green concrete, tim mesti temukan bahan pengganti semen yang lebih ramah lingkungan. Timnya mengambil keputusan memanfaatkan fly ash yaitu limbah pembakaran batu bara yang bisa dimanfaatkan untuk merubah semen. Hal semacam ini karna fly ash banyak dibuat dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi limbah.

“Kekuatannya serupa semen, kami memanfaatkan 43% fly ash dari jumlah semen yang di sediakan. Limbah fly ash agak banyak dengan harga yang relative murah. Tingkat ada masalah dari semen yang dibanderol, ”tandasnya.

Tidak cuma ITN, peserta yang ikuti persaingan dari Malang yaitu Polinema, UM, UMM, Widya Karya, serta Widyagama. Ada tiga definisi dalam persaingan itu yaitu konstruksi jembatan, beton serta gedung. “Saya mengharapkan konstruksi bangunan seperti buat beton dapat di optimalkan kembali dengan limbah untuk pembangunan yang menghadap pada material ramah lingkungan, ” harapnya.

Rektor ITN, Dr. Ir. Lantas Mulyadi, MTA mengapresiasi prestasi nasional yang diperoleh mahasiswanya. Menurut dia, support paling utama dari tenaga pendidik yaitu hal yang dibutuhkan, tidak cuma untuk jurusan tehnik sipil saja, namun semua civitas ITN. Untuk itu, dia mendorong mahasiswa ataupun dosen untuk bisa mencari kesempatan untuk prestasi sebanyak mungkin yang ke depan bisa tingkatkan tingkat institusi. Kompetensi mahasiswa benar-benar bagus karna ditopang dengan terdapatnya kursus dari UKM serta jurusan. Diluar itu, Lantas Mulyadi memiliki komitmen tiap-tiap perolehan prestasi bakal memperoleh reward.

“Kami berikan kesempatan mahasiswa berprestasi, ini sekalian menjadi tolok ukur penilaian jadi instansi berprestasi yang bermanfaat untuk tingkatkan tingkat institusi. Kami selalu berusaha mencari langkah serta tehnik untuk tingkatkan kursus untuk mahasiswa itu. Pasti ada reward menjadi salah satunya factor untuk tingkatkan prestasi, ” tambah pria berkacamata ini.